Pada tanggal 30 Agustus 2008 LPPA mengadakan Penyuluhan untuk Anak-Anak Berkebutuhan Khusus yang ditujukan agar Anak-Anak Berkebutuhan Khusus tersebut dapat mengurangi kelemahan mereka serta dapat pula berprestasi dan hidup sebagaimana anak-anak normal lainnya. Acara dimulai pada pukul 9:30 dengan 2 Perihal penting yang disampaikan Pak Santoso, yaitu;
1. Tak ada Mata Kuliah Pendidikan Anak-Anak Berkebutuhan
Khusus di Perguruan Tinggi, maka dari itu banyak para
Pengajar yang kesulitan jika harus mengajar Anak-Anak
Berkebutuhan Khusus.
2. Baik para Guru maupun Orang Tua pun masih harus belajar
menghadapi Anak-Anak Berkebutuhan Khusus.
Sesi selanjutnya adalah pembahasan dari salah satu Pakar Pengajar Anak-Anak Berkebutuhan Khusus dari Bapak Johanes Purwanto, atau yang lebih akrab disapa
'Mas Jo'. Perihal yang dibahas adalah:
1. Pada umumnya saat kita belajar, kita lebih banyak melihat sebesar 83%,
dilanjutkan dengan mendengar 11%, mencium 3%, sentuhan 2% dan 1%
merasai.
2. Pada umumnya saat kita mengingat pelajaran kita menghabiskan 10%
membaca, 20% mendengar, 30% mengingat, 50% melihat-mendengar,
70% berkata, dan 80% mengucap dan melakukan.
Maka dari itu ada sebuah pepatah asal Cina yang mengatakan;
'Saya baca-saya lupa, saya lihat-saya ingat-saya
lakukan-saya paham'
Artinya:
'Kita harus melakukan agar dapat memahami materi
pembelajaran'
Selain diberi keterangan-keterangan tentang Metode Belajar yang efektif, para hadirin juga diberi pembelajaran-pembelajaran tentang Proses pengolahan ilmu dalam otak, Permasalahan-permasalahan Anak-Anak Berkebutuhan Khusus, Perbedaan Inteligensi Tinggi dan Rendah, Theory of Mind, Atensi, Memori, Sequencing, Gangguan Executive Function, Problem Solving, Interaksi Sosial, Imitasi, Komunikasi, Gross-Fine Motors, Sensory, dan Behavior.
Sesi terakhir adalah penjelasan dari Bapak Khodarmi yang menjelaskan bahwa;
1. Setiap anak-anak butuh satu kebutuhan sendiri, namun
kadarnya berbeda.
2. LPPA berusaha untuk membantu Anak-Anak
Berkebutuhan Khusus agar dapat menempuh pendidikan
di Sekolah Inklusi, namun tetap membutuhkan
Pendamping dalam Proses Pembelajaran.
3. Anak-Anak butuh pendidikan dan pengajaran agar dapat
menjadi Generasi Penerus yang akan menciptakan
kehidupan yang lebih baik dari Generasi-Generasi
sebelumnya.
Seluruh Rangkaian Acara akhirnya ditutup pada pukul 12:30.